Jangan Sampai Terlewatkan! Inilah Serba-serbi Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman
Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman, yang terletak di Yogyakarta, Indonesia, bukan hanya sebuah institusi yang menampung artefak sejarah, melainkan juga sebuah penjelmaan dari warisan panjang dan rumit yang membentuk identitas nasional.
Kaya dengan berbagai koleksi yang tidak hanya menggambarkan keanekaragaman budaya, tetapi juga mencerminkan keunikan sejarah bangsa ini, museum ini mengundang kita untuk menjelajahi lapisan-lapisan cerita yang melingkupi perjalanan perjuangan dan kebangkitan Indonesia.
Bagi anda yang ingin berkunjung ke tempat bersejarah seperti ini, penting untuk menyimak sejarah dan serba-serbi lainnya agar Anda memiliki gambaran ketika masuk ke dalam museum. Simak penjelasan berikut ini:
Sejarah Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman
Sejarah Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman sungguhlah kompleks dan berliku-liku. Bangunan yang menjadi markas museum ini awalnya dibangun pada tahun 1890 sebagai kediaman pribadi Tuan Weinschenk, seorang pejabat keuangan Puro Pakualaman.
Namun, takdir bangunan tersebut berubah saat masa pendudukan Jepang, di mana digunakan sebagai tempat tinggal para opsir Jepang. Kemudian, setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, bangunan tersebut berubah peran menjadi Markas Kompi “Tukul” dari Batalyon Letnan Kolonel Suharto selama tiga bulan.
Pasca-pengakuan kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949, bangunan ini menjadi Markas Komando Militer Kota Yogyakarta. Perjalanan bangunan tersebut tidak berhenti di situ, karena kemudian berfungsi sebagai asrama Resimen Infanteri XIII dan tempat tinggal bagi penyandang disabilitas.
Tak sampai di situ, pada tanggal 17 Juni 1968 hingga 30 Agustus 1982, bangunan ini menjadi Museum Angkatan Darat. Namun, perubahan besar terjadi saat peresmian perubahan nama menjadi Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman dilakukan oleh Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Poniman, pada tanggal 31 Agustus 1982.
Koleksi Yang Ada Di Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman
Koleksi di Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman sangatlah beragam dan istimewa. Ini termasuk patung-patung buste Jenderal Sudirman, berbagai jenis persenjataan, piagam penghargaan, serta peralatan dan seragam yang digunakan sehari-hari saat bertugas, termasuk replika tandu yang digunakan selama Perang Gerilya.
Selain itu, museum ini menampilkan panel-panel diorama yang menggambarkan perjalanan Jenderal Sudirman selama perang gerilya, serta saat ia menjalani perawatan di Rumah Sakit Panti Rapih.
Koleksi dokumentasi juga mencakup berbagai foto yang mengabadikan momen-momen penting dalam karier Jenderal Sudirman, artikel-artikel dari media massa, dan kumpulan surat dari rekan-rekan serta sahabatnya.
Beberapa di antaranya adalah surat-surat khusus ungkapan belasungkawa atas meninggalnya Jenderal Sudirman pada tanggal 29 Januari 1950 di Rumah Peristirahatan Tentara Badakan, Magelang.
Arsitektur Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman
Arsitektur Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman memukau dan berbeda. Bangunannya berbentuk segi empat dan menghadap ke arah timur. Melalui desain arsitekturnya, kita dapat melihat adanya perpaduan gaya yang menarik, seperti terlihat pada tiang-tiang dengan dasar corinthia yang dihias dengan motif-motif tradisional, mirip dengan yang ada di keraton.
Arsitektur Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman mencuri perhatian dengan keunikan yang dimilikinya. Bangunan ini berbentuk segi empat dan menghadap ke arah timur. Desain arsitekturnya menggambarkan harmoni gaya yang menarik, terlihat dari tiang-tiang berdasarkan corinthia yang dihias dengan motif-motif tradisional, serupa dengan yang ditemukan di keraton.
Selain itu, bangunan museum ini memiliki ciri khas yang mencolok. Dindingnya terbuat dari keramik, atapnya berbentuk limasan dengan rangka kayu, dan penutup atapnya menggunakan sirap. Lantainya pun terbuat dari tegel bermotif. Pintu dan jendelanya terdiri dari daun krepyak dan kaca berukuran besar, memberikan sirkulasi udara dan pencahayaan alami yang optimal.
Sekian pembahasan mengenai sejarah dan serba-serbi lainnya di Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman yang harus Anda ketahui sebelum melakukan kunjungan. Dengan begitu anda akan lebih paham dan mengerti setiap titik yang ada di sana.