Brand kolektif bertajuk Arga Praga berhasil dilahirkan

BOB – Peningkatan kapasitas usaha ekonomi kreatif fesyen di Kawasan Pariwisata Borobudur (DPN Solo-Sangiran dan sekitarnya) resmi ditutup Kamis (17/11/2022) di HARRIS Hotel & Convention Solo. Acara bertajuk Arga Praga digagas oleh Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB).

“Kami harap kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi pelaku usaha ekraf sehingga dapat ikut serta mendukung perkembangan khususnya destinasi wisata Borobudur dan sekitarnya,” ujar Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Oneng Setya Harini saat penutupan.

Menurutnya, adanya pandemi Covid-19 membawa perubahan signifikan pada berbagai sektor. Salah satunya adanya perubahan trend global dan perilaku konsumen. Oleh sebab itu, sektor pariwisata ekraf diharapkan dapat dikembangkan lebih adaptif dan berkelanjutan.

“Jika melihat usaha ekraf di sub sektor fesyen, perubahan konsumen harus senantiasa jadi perhatian desain dan pemasaran dengan tetap memperhatikan kualitas produknya,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan sebanyak 57 peserta berhasil merilis brand kolektif bertajuk Arga Praga. Temanya terinsipirasi dari kekayaan alam yang ada di dua kabupaten yakni Sragen dan Karanganyar.
“Bahkan sudah menghasilkan branding adalah Arga Praga. Saya kira ini satu hal baik dan perlu apresiasi bersama,” imbuhnya.

Sementara itu, Plh. Direktur Utama Badan Otorita Borobudur, Agustin Peranginangin mengatakan ada empat pelatihan diberikan kepada seluruh peserta. Meliputi pelatihan desain motif batik, pelatihan produksi purwarupa, pelatihan bisnis, pemasaran, pelatihan foto produk & branding, serta pendampingan digital marketing.
“Melalui kegiatan ini diharapkan potensi ekraf fesyen unggulan dapat ditemukan dan bisa menemukan pangsa pasar yang sesuai. Dengan begitu terjadi pertumbuhan ekonomi mikro, tersedianya lapangan pekerjaan dan pemulihan ekonomi di DPN Solo-Sangiran dapat tercapai,” jelasnya.

Sebelumnya dilakukan survey potensi dan identifikasi motif batik yang potensial dan dapat dikembangkan, ekosistem produksi dan cara pemasaran. Berdasarkan hasil survey dan identifikasi, maka ditemukan potensi dan kebutuhan apa saja yang bisa dikembangkan darinya.

Sementara itu, Direktur Keuangan, Umum dan Komunikasi Publik Badan Otorita Borobudur (BOB), Ramlan Kamarullah mengatakan pelatihan diberikan kepada 57 orang yang tergabung dalam 8 kelompok. Mereka berasal dari Kabupaten Sragen dan Karanganyar.

“Rangkaiannya dimulai Juni hingga November 2022 diawali dengan survey potensi, pelatihan desain motif, produk rupa, dan lain-lain. Waktunya pelatihan
25 hari kemudian pendampingan digital 77 hari,” jelasnya.

Selama pelatihan, ada 27 motif batik yang dikembangkan. Ke depan kolaborasi harus terus terjalin sehingga puluhan motif batik dapat dikemas dengan baik.

Tidak berhenti di situ, usai pelatihan akan tetap ada monitor secara berkala. Selain itu juga diukur apakah ada kemajuan signifikan secara ekonomi setelah dilakukan pelatihan.

Diketahui, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi yang melibatkan sejumlah elemen. Diantaranya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan c.q Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kab Sragen, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab Karanganyar.

Selain itu juga ada Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab Sragen, Dinas Perdagangan Tenaga Kerja Koperasi, UKM Kab Karanganyar, dan stakeholder ekonomi kreatif terkait.

By Published On: Kamis, 17 November 2022Views: 379

Share This Story, Choose Your Platform!

Ayo, Berwisata #DiIndonesiaAja

Selama berbulan-bulan berada di rumah, Sobat Pesona tentu sudah rindu traveling, bukan? Nah, bagi Sobat Pesona yang hendak merencanakan liburan setelah pandemi, tak usah jauh-jauh ke luar negeri untuk merasakan pengalaman berwisata yang menyenangkan. Sebab, berwisata #DiIndonesiaAja juga bisa memberikan pengalaman liburan yang tak kalah mengesankannya dengan berwisata ke luar negeri, lho!