Yogyakarta, 4 November 2025 – Gerakan kolaboratif pemuda dalam mendukung pariwisata hijau dan berkelanjutan kembali mengemuka melalui kegiatan Indonesia Sustainability Tourism Youth Forum (ISTYF) 2025, yang digelar di POP! Hotel Timoho, Yogyakarta pada Selasa (4/11).
Forum ini menjadi wadah dialog antara pemerintah, akademisi, dan komunitas muda untuk membahas tata ruang, lingkungan, serta masa depan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Imam Pratanadi, yang dalam sambutannya menekankan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana dimana semangat menjaga keindahan dan keharmonisan alam sebagai dasar pembangunan pariwisata yang nyaman, aman, dan berkelanjutan di Yogyakarta.
Forum yang diikuti pemuda dari berbagai daerah di Indonesia ini diprakarsai oleh Komunitas Pemuda Indonesia bersama QnA Community Jakarta, bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata RI. Dengan mengusung tema “Solidarity, Equality, and Sustainability,” kegiatan ini mendorong kesadaran pemuda terhadap isu air, sampah, dan tata kelola lingkungan yang menjadi tantangan utama sektor pariwisata saat ini.

Hadir sebagai narasumber antara lain Alimuddin, Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), yang memaparkan konsep pembangunan nature-smart city sebagai kota masa depan berbasis ekologi dan teknologi hijau. Ia menegaskan pentingnya peran pemuda dalam inovasi sosial dan penguatan peran generasi muda dalam pembangunan regeneratif di IKN.
Sementara itu, hadir juga sebagai narasumber Agustin Peranginangin, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB), yang memaparkan lima program unggulan Kementerian Pariwisata dalam mendukung terwujudnya pariwisata berkelanjutan.
Kelima program tersebut meliputi Gerakan Wisata Bersih, Sinergi Peningkatan Keselamatan Wisata, Desa Wisata, Pariwisata Naik Kelas, serta Event by Indonesia. Melalui kelima program ini, Kementerian berupaya meningkatkan kualitas destinasi dan daya saing pariwisata nasional dengan menekankan aspek kebersihan, keamanan, pemberdayaan masyarakat, serta pengembangan produk wisata yang bernilai tinggi.
Agustin menegaskan, program-program tersebut tidak hanya berorientasi pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga pada pembangunan destinasi yang tangguh, inklusif, dan ramah lingkungan.
“Pariwisata ke depan harus menjadi motor penggerak ekonomi yang memberi manfaat bagi masyarakat lokal sekaligus menjaga kelestarian alam dan budaya,” ujarnya.
Forum ini juga menampilkan sesi diskusi dan tanya jawab dari peserta dan narasumber, kegiatan ISTYF 2025 menjadi momentum penting bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dan pengembangan pariwisata nasional yang inklusif serta berdaya saing global.
Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Borobudur

	
	



