Yogyakarta, 1 Oktober 2024 – Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat kembali mengadakan pameran temporer Parama Iswari yang dibuka pada hari Selasa, 1 Oktober 2024 di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Keraton Yogyakarta menggelar pameran akhir tahun ini dengan tajuk Parama Iswari, Mahasakti Keraton Yogyakarta. Parama sendiri memiliki arti laki-laki, sedangkan Iswari berarti perempuan. Di Keraton Yogyakarta, perempuan memiliki peran yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam kaitannya dengan budaya dan masyarakat sekitar.

Pada pembukaan kegiatan ini ditampilkan pertunjukan wayang wong dengan mengangkat tema wayang wong lampahan Darma Dewa Darma Dewi Episode 1 dengan judul “Lahir” yang disutradarai oleh RRy Widodomondro dan penata tari nyi RRy. Haskaraningrum.

Di tempat lain, Fajar Wijanarko atau Mas Jajar (MJ) Pradanareja Guritno selaku Kurator Pameran Paramaiswari menambahkan Parameswari dalam kamus bahasa Jawa berarti langkung luhuring pawestri atau lebih dari perempuan utama. “Parameswari sebuah term yang disematkan pada perempuan utama dalam tatanan kerajaan Jawa. Istilah tersebut telah digunakan sejak abad ke-9 dan dipelihara dalam memori kolektif budaya Nusantara sampai abad ke-21.

Berangkat dari pendekatan kronologi, narasi parameswari sebagai perempuan yang melintasi sejarah dirangkap dalam satu situasi budaya. Impresi dari kiprah prameswari yang dikumpulkan dan dipadu dalam satu ruang pamer membawa intensi agar perempuan mampu membangun definisi ulang tentang keberadaannya secara adaptif. “Konteks perempuan sebagai bagian dari militer, pemrakarsa budaya, hingga aktivitas sosial terus berubah dan menjelma sesuai relevansi hari ini,” tambahnya.

Gusti Kanjeng Ratu Hayu mengatakan bahwa agenda ini merupakan yang perdana bagi Keraton Yogyakarta dalam menggelar wayang wong selama empat hari berturut-turut. Gelaran itu sebaiknya tidak dimakan sebagai perayaan, tetapi diharapkan mampu menjadi tontonan sekaligus tuntunan bagi masyarakat. “Tujuan serupa juga kami inginkan dalam pameran Parama Iswari,” katanya.

Keraton Yogyakarta mencatat gender parameswari sebagai perempuan utama bukan hanya pada dikotomi perempuan di ruang privat.

“Misalnya Raden Ayu Kadipaten adalah parameswari dari Sri Sultan Hamengku Buwono I yang juga panglima perang prajurit Langenkusumo. Kiprahnya dalam dunia militer patut diperhitungkan. Dia dicatat sebagai guru sekaligus nenek dari Pangeran Diponegoro”.

Maka, melalui gelaran wayang wong  dan pameran itu Gusti Kanjeng Ratu Hayu  mengajak perempuan merefleksikan perannya di masa sekarang di tengah dikotomi laki-laki dan perempuan perlu menyadari bahwa perempuan layak menentukan jalan hidupnya.

“Bagi kita perempuan sudah sangat memahami ini. Saya harap ke depan laki-laki juga dapat memahami hal ini. Perempuan bukan makhluk kelas dua tapi kami adalah suara lantang yang memang pantas didengar,” katanya.

Dalam kegiatan ini turut hadir Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur, Agustin Peranginangin.(*)

 

 

 

 

Eliza Nur Fitriana

Kepala Divisi Komunikasi Publik

Badan Pelaksana Otorita Borobudur

By Published On: Selasa, 1 Oktober 2024Views: 304

Share This Story, Choose Your Platform!

Ayo, Berwisata #DiIndonesiaAja

Selama berbulan-bulan berada di rumah, Sobat Pesona tentu sudah rindu traveling, bukan? Nah, bagi Sobat Pesona yang hendak merencanakan liburan setelah pandemi, tak usah jauh-jauh ke luar negeri untuk merasakan pengalaman berwisata yang menyenangkan. Sebab, berwisata #DiIndonesiaAja juga bisa memberikan pengalaman liburan yang tak kalah mengesankannya dengan berwisata ke luar negeri, lho!