BOB – Purworejo, Kepala Divisi Amenitas dan Daya Tarik Wisata, Imam Subikhi menghadiri rangkaian kegiatan Grebeg Lowano sekaligus Upacara Tandya Bhakti Bhumi Lowano, Kirab Budaya dan Kenduri Ageng Desa Loano di Halaman SD N Loano (11/9).
Pada pagelaran merti desa atau bersih desa, Badan Otorita Borobudur (BOB) turut mendukung dan berpartisipasi dengan memfasilitasi warga Desa Loano, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo untuk menyajikan gunungan hasil buminya. Diharapkan kegiatan ini mampu sebagai daya tarik wisata baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri.
Acara ini merupakan puncak dari gelaran merti desa atau bersih desa yang terdiri dari berbagai rangkaian kegiatan, tradisi yang digelar setiap tiga tahun sekali ini bertujuan menjauhkan desa dari mara bahaya atau tolak bala yang bisa mengancam keselamatan desa.
Ritual bersih desa sendiri diawali dengan berbagai kegiatan termasuk ritual pemeliharaan mata air dan dilanjutkan dengan garebek yaitu arak-arakan warga yang membawa gunungan berisi berbagai macam hasil bumi yang diperebutkan warga setelah didoakan di penghujung acara.
upacara tandang pawiyatan artinya memulai pekerjaan ditandai dengan pengibaran umbul-umbul bendera hitam, yang sebelumnya sowan ke makam Adipati Loano. Kemudian dilanjutkan pengajian dan petik tirta yaitu mengambil air dari tujuh mata air. Kemudian bedhol pusoko yaitu pengambilan pusaka peninggalan leluhur untuk disemayamkan di pendopo yang kemudian diarak dalam Grebeg Lowano.
“warga menggelar ritual doa bersama dan di zaman sekarang kita aktualkan kembali dalam bentuk merti desa, bersih desa atau merawat desa, artinya membuang segala mara bahaya yang bisa mengancam desa itu. Jadi ada berbagai rangkaian termasuk grebeg dan ditutup dengan pagelaran wayang,” kata Dewan Pengarah Acara, Erwan Wilodilogo.
Garebek Lowano sendiri mengumpulkan seluruh warga yang membawa material kenduri untuk di doakan bersama di Masjid Sunan Geseng, dimana warga Desa Loano membawa hasil bumi dan tumpengan lengkap sayur lauk pauknya sebagai bentuk sedekah.
