Ribuan warga Desa Loano, Kecamatan Loano, Purworejo, tumpah ruah di sepanjang Jalan Raya Purworejo pada Minggu (27/10), warga sangat antusias menyaksikan jalannya grebek dari awal hingga akhir. Mereka mengikuti tradisi kirab hasil bumi dalam acara Grebeg Loano yang diselenggarakan tiga tahun sekali ini merupakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki yang diberikan kepada seluruh warga, serta mejadi cara warga merawat kelestarian alam.
Ritual bersih desa sendiri diawali dengan berbagai kegiatan termasuk ritual pemeliharaan mata air, Kepala Desa Loano Sutanto, perangkat desa, dan pembawa benda pusaka berada pada barisan paling depan. Sebelum sampai Masjid Al Iman, mereka berhenti di Gapura Singgelopuro yang merupakan bekas pintu gerbang Kadipaten Lowano, untuk melaksanakan ritual Unggah Titro Bumi. Air dalam ritual itu diambil dari tujuh sumber yang terdapat di Loano, beberapa hari sebelumnya, rangkaian lain dalam gerebek adalah arak-arakan warga yang membawa gunungan berisi berbagai macam hasil bumi yang nantinya diperebutkan warga di penghujung acara. Tidak hanya sekedar menjadi ritual, tradisi tersebut juga diharapkan bisa memberi daya tarik sendiri bagi wisatawan sehingga sekaligus dapat mengangkat nama desa sebagai desa budaya.
Turut Hadir dalam acara, Direktur Utama Badan Otorita Borobudur Indah Juanita mengatakan bahwa Gerebek Loano merupakan atraksi wisata luar biasa. Ia pun berharap agar pemerintah juga ikut andil dalam membangun kawasan wisata di Purworejo, khususnya yang belum tergali. “Ini merupakan peristiwa penting, jadi atraksi wisata yang sangat menarik. Pawainya bagus. Ini satu penunjuk bahwa semua masyarakat di sini sangat perhatian kepada budaya leluhur yang mana ini merupakan potensi wisata yang sangat luar biasa,” ucap Indah Juanita.
Peserta grebeg terdiri dari beberapa desa itu ikut berpartisipasi mengangkat jodang berisi nasi tumpeng lengkap dengan sayur dan lauk pauk, aneka olahan makanan dan berbagai macam hasil bumi. Setiap dusun membawa jodang yang masing-masing beratnya belasan hingga puluhan kilogram diarak dari balai desa menuju halaman Masjid Al Iman Sunan Geseng sebelum akhirnya diperebutkan oleh warga setelah didoakan sesepuh desa, mereka berpakaian khas petani, membawa keranjang anyaman bambu berisi hasil pertanian, mengenakan caping, ikut berbaris rapi ketika kirab dimulai dari Balai Desa Loano hingga Masjid Al Iman Dusun Loano Kulon
Divisi Komunikasi Publik