Simak Tahap Pembuatan Kain Sentra Tenun Troso Jepara Berikut
Tidak hanya merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah, Jepara juga turut dikenal sebagai daerah penghasil ukiran kayu hingga ke mancanegara. Selain itu, daerah ini juga dikenal sebagai sentra tenun Troso Jepara yang begitu diminati oleh kalangan masyarakat. Diketahui, kain Troso sendiri diciptakan dengan proses pembuatan yang sederhana dan sarat akan makna serta menyimpan banyak sekali nilai keistimewaan di dalamnya.
Bagaimana tahap pembuatan kain tenun Troso Jepara?
Sebagai informasi, kain tenun Troso merupakan salah satu kain yang berasal dari Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dalam proses pembuatannya, kain tenun ini dibuat dengan cara ditenun dari helaian benang pakan / benang lungsi, yang mana sebelumnya sudah diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Jika awal mulanya kain tenun Troso dibuat di Desa Troso, seiring berjalannya waktu kerajinan ini mulai merambah ke desa sekitarnya.
Meski demikian, sebagian besar proses pembuatannya masih dilakukan secara tradisional yaitu dengan memanfaatkan penggunaan alat tenun bukan mesin (ATBM). Sementara itu jika dilihat secara teknis pembuatannya sendiri, kain sentra tenun Troso Jepara satu ini dibuat dengan melalui beberapa tahapan khusus. Adapun tahapan khusus dalam proses pembuatan kain tenun Troso, di antaranya yakni sebagai berikut.
- Tahap pengetengan
Tahapan pertama dalam proses pembuatan kain tenun Troso, yaitu dimulai dengan menyusun benang secara rapi dan sejajar (pengetengan). Pada tahap ini, biasanya juga akan dilakukan proses penguraian benang dari kelos – kelos aslinya.
- Tahap membuat pola
Jika proses pengetengan sudah selesai dilakukan, maka benang yang masih dalam bentuk gulungan nantinya akan diurai ke dalam bingkai kayu (plankan). Bagian plankan tersebut, nantinya akan diberikan gambar sesuai dengan motif yang diinginkan.
- Tahap pengikatan benang
Apabila benang sudah diberikan gambar sesuai dengan motif yang diinginkan, maka selanjutnya akan diikat dengan tali. Untuk tahapan pengikatan benang ini, biasanya para perajin tenun akan mengikat benang dengan tali rafia.
- Tahap pencelupan warna
Selanjutnya, benang yang sudah diikat / ditali nantinya akan dilakukan proses pencelupan warna. Mengenai proses pencelupan warna benang yang akan ditenun satu ini, dapat dilakukan secara berulang kali tergantung dari jumlah warna yang ada di dalam pola.
- Tahap penjemuran
Setelah benang tenun sudah diwarnai, maka perajin tenun akan melakukan proses penjemuran di bawah sinar matahari. Proses pengeringan sendiri, umumnya akan dilakukan hingga benang tenun tersebut benar – benar mengering dengan sendirinya.
- Tahap mbatil
Pada tahap mbatil ini, benang yang sudah dijemur dan dikeringkan nantinya akan dibuka ikatannya satu per satu. Adapun proses membuka ikatan benang setelah dijemur sendiri, biasanya dikenal dengan istilah mbatil.
- Tahap malet
Dalam proses pembuatan kain tenun Troso sendiri, biasanya juga ada yang namanya proses malet. Dimana, proses ini dilakukan dengan cara menggulung kembali benang – benang dalam kletek yang nantinya akan disekir.
- Tahap nyekir
Khusus untuk nyekir sendiri, biasanya hampir sama seperti ketika menyiapkan pola yang akan ditenun nantinya. Di tahap ini, dibutuhkan konsentrasi dan ketelitian pengrajin dikarenakan adanya satu kesalahan benang yang tidak tersusun teratur sesuai pola, menjadikan motif yang dihasilkan berantakan.
- Tahap penenunan
Terakhir, ada tahapan menenun / penenunan menjadi lembaran kain yang cantik. Pada tahap penenunan sendiri, biasanya perajin akan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Dan biasanya di tahap ini, dilakukan prinsip berupa menyatukan benang lungsin dengan benang pakain menjadi lembaran kain.
Demikianlah tadi informasi menarik untuk Anda ketahui dan pahami seputar beberapa tahap pembuatan kain sentra tenun Troso Jepara, yang mana mungkin tidak banyak diketahui orang – orang.